Part of Korean Yadong

JUST FANGIRLS DREAM

Christmas Tree (Part 3) END

13 Komentar

tree_副本

PART 3 (END)

Author : XXXBG

Title    : Christmas Tree (Part 2)

Cast      :

  • Baro B1A4
  • Choi Ji Hyo as You
  • Gongchan B1A4
  • Park Jiyeon T-ARA
  • Other

Genre : Fantasi, Yadong, etc

Review Part 2

Jiyeon tanpa keraguan langsung menaburkan semua bubuk salju hitam ke tubuh Baro yang tergeletak lemah di lantai. Tawanya pecah seketika itu juga. Ekspresi puas terlihat jelas di raut wajah Jiyeon.

“Baro-ya!!!! Bar..emmphh..akhh!” Teriak Jihyo terpotong saat Gongchan yang masih diatas tubuhnya mencium dan menggigit bibirnya keras.

Jiyeon yang masih berdiri disana menyaksikan tubuh Baro yang semakin melemah.

“Bubuk itu mulai bekerja. Selamat menikmati Baro-ya…” Ucap Jiyeon seraya pergi meninggalkan Baro yang sudah tak sadarkan diri.

“Hhhuh..” Seringai Jiyeon melihat Gongchan menikmati permainannya.

“Gongchan-ahh.. kau bisa hentikan sekarang.” Ucapnya kemudian menghilang begitu saja dibalik kilauan cahaya hitam.

“Jeballl..akhh..jebal Opp..mmphh..paa-ahh..” Jihyo memohon agar Gongchan mengakhiri ini semua, namun Gongchan tak menghiraukannya. Dia tetap menikmati setiap lekuk tubuh Jihyo yang bisa dibilang cukup ‘SEXY’. Benda tumpul dan sangat keras kembali Jihyo rasakan. Menembus benteng liang pertahanannya.

“Akh!” Pekik Jihyo saat Gongchan memompa tubuhnya dengan kasar. Jihyo tak bisa melawan, tubuhnya yang kecil tak bisa melawan tubuh Gongchan yang lebih besar dan kekar.

“Eummphhh..mmphhh..” Gongchan melumat bibir Jihyo dengan kasar lagi. Jihyo mencengkeram erat lengan Gongchan. Lumatan Gongchan perlahan turun ke bawah. Dia melahap habis leher jenjang Jihyo, melumat dan menghisapnya kasar hingga banyak bercak merah membekas disana. Jihyo terus menangis dan memukul-mukul kepala Gongchan. Namun percuma yang dia lakukan tak membuat Gongchan berhenti.

Jihyo melihat nanar kearah Baro yang tergeletak tak sadarkan diri, air mata membasahi pipinya lagi. Jihyo menatap kedua mata Gongchan, mengisyaratkan agar Gongchan mengakhiri aktivitasnya. Kedua mata Gongchan melihat jelas tatapan Jihyo yang sangat memohon. Gongchan terdiam, dia menghentikan aktivitasnya. Gongchan segera beranjak berdiri dan mengenakan semua pakaiannya yang terlepas akibat aktivitas tadi.

“Mianhae..” Lirih Gongchan melihat Jihyo menangis dengan menutup tubuhnya menggunakan sisa pakaiannya. Jihyo memalingkan wajahnya, benci! Sungguh benci dengan namja bernama Gongchan itu!

“Jeongmal mianhae..” Lirih Gongchan lagi dan membelai lembut kepala Jihyo, namun sedetik itu juga Jihyo menepis cepat tangan Gongchan.

“Arra..” Gongchan tau benar, kalau Jihyo sudah sangat membencinya. Tentu saja, siapa pun akan marah jika diperlakukan seperti itu. Gongchan yang sudah rapi mengenakan pakaian kemudian berlalu pergi meninggalkan rumah Jihyo.

“Ba..Baro-yaa..” Lirih Jihyo dan menatap Baro nanar. Dia segera memakai pakaiannya lagi dan berlari menuju Baro. Air matanya tak bisa terbendung lagi. Jihyo menangis sangat kencang. Jihyo meraih tubuh Baro dan mendekap tubuh Baro.

“Baro-ya..jebal..bangunlah..hiks jebal Baro-ya..” Jihyo terus terisak menangis. Airmatanya semakin membasahi kedua pipinya dan perlahan menetes ke wajah Baro.

“Hiks.. jebal.. hikss..” Melihat Baro yang masih tak sadarkan diri, hatinya sangat sakit. Ia memejamkan kedua matanya, tak sanggup melihat Baro.

Baro perlahan sadar. Ia melihat Jihyo menangis dengan wajah yang sangat sembab.

“Uljima..” Lirih Baro yang masih didekapan Jihyo. Ia berusaha menghapus air mata Jihyo.

“Baro-ya?? Huh Baro-ya?!! Hiks..” Jihyo tak percaya Baro telah sadarkan diri. Tanpa babibu lagi dia langsung mempererat dekapannya.

“Ahh.. Baro-ya.. Kau tau, aku sangat ketakutan..kehilanganmu..” Airmata Jihyo masih saja mengalir, entah sudah berapa banyak airmata yang Ia keluarkan.

“Jihyo-ya.. Uljima..”

“Hiks.. aku tidak bisa berhenti menangis. Aku sungguh ketakutan. Baro-ya.. Apa yang Jiyeon taburkan tadi pada tubuhmu? Huh? Katakan padaku..”

“Tidak ada.. Nan Gwenchana Jihyo-ya.. jangan khawatir.” Ucap Baro berbohong, Ia tidak ingin gadis yang Ia cintai terus menerus dilanda kesedihan. Melihat airmata Jihyo membuat hati Baro sangat sakit.

“Geojinmal!! Katakan yang sebenarnya kepadaku Baro-ya.. jebal Baro-ya.. aku sangat takut. Aku tidak ingin orang yang kucintai meninggalkanku sendiri lagi. Kumohon..” Ucap Jihyo yang masih mendekap tubuh Baro. Dia tahu benar Baro berkata bohong.

“Mianhae Jihyo-ya…” Ucap Baro parau dan airmatanya mulai berlinang.

“Jiyeon.. sudah menaburkan racun ditubuhku. Entahlah yang pasti aku akan pergi meninggalkanmu perlahan. Mianhae Jihyo-ya..” Sambung Baro putus asa. Dia tahu benar, tak lama lagi tubuhnya akan mati perlahan dengan segala kesakitan yang akan melanda tubuhnya. Racun dari Jiyeon tak bisa dielakkan lagi.

“Keumanhae!! Jangan berbicara seperti itu! Keumanhae Baro-ya!!!” Teriak Jihyo cukup keras. Airmatanya semakin membanjiri kedua pelupuk matanya. Pikirannya benar-benar kacau.

Baro meraih tangan Jihyo, dan menggenggamnya sangat erat.

“Uljima Jihyo-ya..jebal”

Jihyo tak bisa menghentikan tangisnya. Ia menatap sendu kearah Baro yang berada didekapannya.

“Uljima.. aku semakin sakit jika melihatmu terus-menerus menangis seperti itu. Jebal.. Uljima..”

Jihyo menggelengkan kepalanya cepat. “Mianhae aku tidak bisa Baro-ya..”

“Aku.. ahh mian aku telah hadir dikehidupanmu.. dan membuatmu seperti ini. Mianhae Jihyo-ya jeongmal mianhae..” Lirih Baro dengan menahan segala kesakitan yang terus menjalar ditubuhnya. Genggaman tangannya perlahan melemas dan hembusan nafasnya sungguh pelan. Kedua matanya tak sanggup lagi untuk terbuka.

Deg!!

Baro memejamkan matanya dan detik itu juga nafasnya menghilang. Jihyo mematung menatap Baro. Nafasnya terhenti juga saat itu. Susah! Susah sekali menghirup oksigen yang Jihyo rasakan sekarang. Nafasnya tersendat. Airmata yang sudah membendung dan siap membanjiri wajahnya tak kunjung keluar. Entahlah, Jihyo diam seribu bahasa dan tentu raganya mematung begitu saja. Tubuh dan bibirnya bergetar sangat hebat.

“Baro..Baro-ya..” Jihyo akhirnya melontarkan kalimatnya yang sedari tadi tersendat ditenggorokannya.

“Andwe.. andwe.. Baro-ya..” Jihyo menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tempo yang sangat cepat. Tubuh Baro yang masih berada didekapannya tak luput dari goyahannya. Ia menggoyahkan tubuh Baro dengan tempo yang sangat cepat. Tubuh namja yang ia goyah tak kunjung bangun atau menunjukkan respon. Sadar! Jihyo sadar Baro sudah pergi. Tubuhnya melemas detik itu juga, terhempas pelan di lantai. Tubuhnya tersungkur lemas. Tatapan mata kosong kembali merasuk Jihyo. Tubuh Baro perlahan menghilang dibalik cahaya berwarna biru pekat.

“Baro-ya.. kau benar-benar pergi meninggalkanku…”

                                                                       ***

Silau matahari pagi mulai menembus jendela rumah Jihyo, dan merasuk membuat mata Jihyo silau. Ia perlahan bangun dari tidurnya. Mengerjapkan matanya perlahan, untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk di retina matanya. Ia dapati retinanya menangkap sebuah pohon natal yang indah dihadapannya. Detik itu juga dia langsung terbelak dan beranjak bangun.

BARO!!!

Jihyo langsung berlari menghampiri pohon natalnya. Dia berdiri terpaku di depan pohon natal itu. Kedua matanya menatap penuh harapan. Berharap Baro masih berada disana.

“Baro-yaa…Baro-ya..” Jihyo memanggil nama Baro sambil mengitari pohon natal itu. Hening. Tidak ada suara yang menyaut. Ia guncang perlahan pohon natal itu, sambil sesekali memanggil nama Baro. Namun tetap saja yang dia dapat, tidak ada respon apapun dari pohon natal itu. Raut wajah Jihyo kembali sedih, kedua matanya mulai memerah akibat menahan air matanya agar tidak keluar lagi. Tidak bisa terelakkan lagi, airmatanya terlalu memaksa untuk keluar. Dia menitikkan airmatanya lagi melihat pohon natal dihadapannya itu. Mengingatkannya pada Baro. Benar Baro sang peri yang membuat hidupnya ceria kembali, namun kini pergi entah di dunia mana. Tatapannya terpaku detik itu juga, sepertinya mengingat sesuatu yang amat sangat dia benci. Benar! Jiyeon! Park Jiyeon! Gadis itu, ani Peri kejam itu yang membuat Baro menghilang. Jihyo langsung beranjak pergi, menuju sekolahnya untuk menemui dan meluapkan marahnya terhadap Jiyeon. Dia pergi tidak memakai seragam sekolahnya, melainkan masih memakai pakaian rumah namun tertutup oleh jaket yang tebal. Salju diluar mulai mencair, namun mayoritas masih terpenuhi oleh salju.

Jihyo menapakkan kakinya mantap menuju ruang kelas Jiyeon. Ia berjalan tergesah-gesah, amarahnya sudah diujung kepala. Siswa-siswi yang berada disana bingung melihat Jihyo yang terus berjalan acuh tak acuh. Benar! Jihyo sudah tak peduli lagi dengan tatapan siswa lain terhadapnya.

Drekk!!

Jihyo membuka pintu dengan keras. Mengagetkan seluruh siswa yang berada di dalam sana. Serentak seluruh mata menyorot ke arah Jihyo yang amarahnya sudah menggebu-gebu.

“Jiyeon! PARK JIYEON EODI??? DIMANA GADIS BERNAMA PARK JIYEON??” Teriak Jihyo yang dibalas tatapan aneh oleh seluruh mata siswa yang memandangnya.

“Jiyeon? Park Jiyeon nugu?” Jawab salah satu siswa sambil mengernyitkan dahinya.

“Nde, Park Jiyeon nugu? Kita tak pernah mendengar nama itu.” Sahut salah satu siswa lainnya.

“Park Jiyeon? Siapa dia? Hmm? Kau tau?” Tanya seorang siswa kepada teman sebangkunya dan hanya dibalas dengan gelengan kepala.

“Jihyo-ya?? Wae irae?” Tanya Gongchan yang baru datang dan mendapati Jihyo sedang berada di kelasnya.

“Gongchan-ahh.. lihat Yeojachingu-mu, dia bertingkah aneh. Berteriak kepada kami, mencari seorang gadis bernama Park Jiyeon. Huh..” Ucap teman Gongchan dengan lengkuhan di akhir katanya.

“Hmm?? Park Jiyeon? Park Jiyeon nugu?” Tanya Gongchan dengan menaikkan alisnya. Jihyo semakin bingung. Kenapa mereka semua tak mengenal gadis itu?

“Jiyeon..Park Jiyeon siswa baru disini dan dia di kelas ini. Kalian tak mengenalnya?” Jihyo menatap seluruh siswa disana. Hanya gelengan kepala dan tatapan aneh yang Jihyo dapati.

“Hey, kau Jihyo-ya bangunlah dari tidurmu. Kelas kita benar-benar tak mengenal gadis bernama Park Jiyeon itu dan tak ada siswa baru disini.”

“Tidak mungkin.. tidak mungkin..” Jihyo menggeleng-gelengkan kepala, ia tak percaya dengan ini semua. Tiba-tiba seseorang menggenggam erat pergelangan tangan Jihyo dan menariknya keluar dari ruang kelas. Gongchan! Dia Gongchan yang menarik Jihyo keluar.

“Jihyo-ya? Kau kenapa hmm? Kenapa kau bertingkah sangat aneh?” Tanya Gongchan lembut ke Jihyo. Ada apa dengan semua ini? Gongchan kembali dengan sikapnya yang dulu, namja yang sangat hangat dan lembut ini. Jihyo tak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia tetap menatap Gongchan tak percaya.

“Jihyo-ya?? Waeyo?” Tanya Gongchan sambil melambai-lambaikan telapak tangannya di wajah Jihyo yang terus melamun memandang wajahnya itu.

“Neo gwenchanayo?” Tanya Gongchan sekali lagi, namun Jihyo tetap terdiam memandangnya.

“Kau benar Gongchan?” Akhirnya Jihyo mengeluarkan suaranya.

“YAA!! Kau kenapa? Aku benar-benar Gongchan.” Jawab Gongchan dengan mengacak-acak rambut Jihyo.

“Aishh.. keumanhae!” Jihyo menepis tangan Gongchan yang merusak tatanan rambutnya.

“Gongchan-ahh.. kau benar-benar tidak tahu Park Jiyeon?” Tanya Jihyo yang masih bingung, kenapa tak seorangpun mengenal dan mengingat Jiyeon.

“Hmm.. Park jiyeon nugu? Aku tidak pernah mendengar namanya. Park Jiyeon mollayo..” Jawab Gongchan dengan selingan gelengan kepala kepada Jihyo.

“Kau tak ingat kejadian tadi malam? Kau mem…” Ucap Jihyo terpotong, dia tak yakin ingin mengatakan itu kepada Gongchan.

“Hmm semalam? Semalam aku berada dirumahku, aku tidak kemana-mana. Karena hujan salju yang sangat lebat.”

Jihyo sulit mencerna semua ini. Gongchan tak mengenal siapa Jiyeon dan dia berkata semalam dia berada dirumahnya sendiri. Lalu apa yang sebenarnya terjadi semalam, dirinya, dan..

“BARO!!! BARO!!!” Ucap Jihyo memanggil nama Baro cukup kencang, membuat Gongchan bingung.

“Baro? Baro nugu? Siapa lagi dia? Hey Jihyo-ya.. kau kenapa hari ini?” Gongchan meraih lembut dagu Jihyo, menatapnya dalam namun lembut. Jihyo masih bingung dengan semua ini. Benarkah ini hanya mimpi? Tidak! Baro begitu nyata!! Namun kenapa Gongchan tak mengingat semua kejadian ini? Benarkah semua ini hanya mimpi dan halusinasiku saja? Ah tidak! Semua ini bukanlah mimpi, Baro sangat nyata! Dia benar-benar nyata! Jihyo berperang dengan pikirannya sendiri. Dia benar-benar sulit mencernanya.

“Baro.. Benarkah dia hanya halusinasiku?” Tanya Jihyo dalam hatinya. Dia benar-benar tak pecaya. Baro sangatlah nyata. Benar Baro sangat nyata. “Dia benar-benar hadir dalam hidupku. Aku yakin Baro sangatlah nyata.”

“YAA?? Jihyo-ya??” Gongchan yang sedari tadi memanggil-manggil Jihyo dan melambai-lambaikan tangannya akhirnya mendapati sosok yeojanya sadar dari alam pikirannya, lebih tepatnya melamun. Jihyo sadar dari lamunannya yang cukup lama itu. “Eo??” Dia Nampak kebingungan.

“YAA!!! Cepatlah kembali kerumahmu dan kenakan seragammu! Bagaimana bisa pergi ke sekolah tanpa seragam. Cepatlah dan datanglah ke sekolah lagi. Araseo?” Ucap Gongchan dan mendorong tubuh Jihyo agar pulang ke rumahnya. Jihyo hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi kembali ke rumahnya.

Sesampai di rumahnya, Jihyo segera mengenakan seragam sekolahnya dan bergegas menuju sekolahnya lagi. Namun dia tiba-tiba diam terpaku, menatap pohon natalnya itu.

“Baro-ya.. Kau benar berada disana bukan? Baro-ya aku yakin kau bukan mimpi atau halusinasiku. Kau benar-benar nyata. Baro-ya…” Ucap Jihyo dengan pohon natal dihadapannya itu, seakan sedang berbicara dengan Baro dan Baro pasti mendengarnya di dalam sana.

“Ahh baiklah aku akan pergi ke sekolah sekarang. Aku benar-benar terlambat.” Ucap Jihyo bergegas dan pergi menuju sekolahnya lagi.

Baro tersenyum melihat Jihyo kembali normal, sepertinya tidak akan ada lagi kesedihan dan kebahagiaan akan segera datang menghampiri Jihyo. Baro tersenyum hangat lagi dan melambaikan tangannya, seakan ini adalah sebuah perpisahan. Benar! Ini adalah sebuah perpisahan. Baro perlahan lenyap dibalik cahaya kuning emasnya.

                                                                    -THE END-

Yeay! Akhirnya tamat^^ mian kalo nunggu lama dan ngecewain para readers *bow*
Okay, don’t forget to Comment about this fanfic. And please don’t be a plagiator ^^

Penulis: partofkoreanyadong

YADONG IS PART OF FANGIRLS LIFE! HAHAHAHA LOL XD

13 thoughts on “Christmas Tree (Part 3) END

  1. binggung maksudny gi mn??

  2. Ending nya gaa ak duga2 ,, jd gongchan brubah karna pnaruh jiyeon ???

  3. Nangis min.. nih ff ngebuat nangis.. daebak!!

  4. hiks…. bgus min…. haru bgt….. jarang aq bca ff yadong seharu ini….
    tapi kok kerasa gantung y?? bisa d bwt sequel.x???

  5. Ini hayalan/nyata -?- tapi kerenn thorr

  6. Huweeee ini buat aku nangis unni

  7. Keren keren keren bingittzzz

  8. Kok sad ending 😦

  9. daebakkkk !!!
    romantis bgt, ga nyangka bakalan begitu

  10. daebakkkk !!!
    romantis bgt, ga nyangka bakalan begitu
    seru bgt dr awalnya ga nyangka bakalan begitu

  11. Aku kira endingnya bkalan sma baro tpi trnyata gak … keren thor

  12. Sangat menarik crita nya thor 🙂

Tinggalkan komentar